Skip to main content

Posts

Showing posts from November, 2012

Bolehkah Anjing Diberikan Tulang??

Bolehkah Anjing Diberikan Tulang?? Bagaimana Jika Diberikan Tulang Ayam?? Dan Apa Resikonya Jika Diberikan Tulang Ayam?? Sebagian besar anjing menyukai tulang untuk digigit-gigit dan dikunyah. Tulang yang terbaik untuk diberikan pada anjing adalah tulang dengkul sapi dan tulang rawan atau bisa juga diberikan rawhide bone (tulang-tulangan) Pemberian tulang-tulangan pada anjing juga dapat memberikan pengaruh positif, diantaranya: Tulang-tulangan yang dikunyah akan membantu mengikis plak pada gigi sehingga akan mengurangi bau mulut dan kerusakan pada gigi Dapat mengurangi kebosanan pada anjing, sehingga menurunkan kadar stress (terutama bagi anjing yang sering dikandangkan) Mencegah anjing mengigit-gigit benda lain seperti sofa, bantal, sandal dan lain sebagainya Tulang ayam tidak disarankan diberikan kepada anjing. Hal ini dikarenakan tulang ayam yang dikunyah oleh anjing akan menjadi pecahan yang tajam dan apabila tertelan akan menyebabkan saluran pencernaan anjing tesebut m

Identifikasi bakteri cocus gram positif

Identifikasi organisme didasarkan pada karakteristik selular, kultur dan biokimia . Semua jenis Staphylococcus adalah cocci Gram positif.   Pada nutrient agar mereka cenderung berwarna putih, koloni bulat, seluruh, cembung. Pada media Agar darah Staphylococcus aureus dapat menunjukkan hemolisis dari agar-agar di daerah sekitar koloni. Tes biokimia tambahan yang berguna dalam memisahkan Staphylococcus spesies antara lain katalase, coagulase, pertumbuhan dan fermentasi garam manitol, dan resistensi atau kerentanan terhadap antibiotik novobiocin. Tes   katalase menentukan apakah organisme menghasilkan enzim katalase yang mengurai hidrogen peroksida  menjadi air dan oksigen.  2 H 2 O 2 __catalase__ > 2 H 2 O + O 2 Enzim ini memungkinkan organisme untuk terbebas dari metabolit berbahaya hasil respirasi aerobik yang juga dapat dihasilkan oleh organisme   aerobik dan anaerobik facultatively. Ada enzim lain yang dihasilkan beberapa organisme untuk menangani metabolit   endproducts

Penyebab Kematian Embrio Dini Pada Sapi

Kematian embrio diartikan sebagai kematian fertilitas ovum dan embrio sampai dengan akhir implantasi. Kurang lebih 25-40% kasus kematian embrio dini terjadi dalam suatu peternakan. Kematian ini lebih sering terjadi pada periode awal embrio daripada periode akhir. Kematian embrio dini dianggap sebagai proses eliminasi genotip yang tidak sehat/baik pada setiap generasi atau adanya kebuntingan ganda pada sapi dan domba. Setelah terjadi proses pembuahan yang terjadi pada bagian ampula dari tuba falopii, individu baru yang terbantuk disebut zigot. Zigot setelah membelah (cleavage) disebut embrio. Embrio dalam perkembangannya akan berpindah menuju rongga uterus disusul dengan proses implantasi, yaitu upaya embrio untuk mengadakan hubungan langsung dengan dinding uterus sehingga terjadi hubungan yang erat antara embrio dengan dinding uterus induknya. PENYEBAB KEMATIAN EMBRIO DINI Berbagai faktor yang memegang peranan penting dalam mempengaruhi perkembangan embrio atau fetus didalam

Colostrum

Colostrum (kolostrum) drh tryono Apa itu colostrum (kolostrum) Colostrum (kolostrum) atau “susu pertama”adalah susu/cairan yang diproduksi dari kelenjar susu pada akhir masa kebuntingan sampai beberapa hari setelah melahirkan. Kolostrum sangat penting bagi setiap pedet yang baru dilahirkan karena di dalam kolostrum selain mengandung umber nutrisi seperti protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral, tetapi juga mengandung zat kekebalan tubuh (Antibodi). Kenapa pemberian kolostrum itu penting Pedet yang baru lahir mempunyai sistem kekebalan tubuh yang sangat lemah. Oleh karena itu pemberian kolostrum pada pedet adalah WAJIB. Zat antibodi utama yang terkandung dalam kolostrum adalah immunoglobulin (Ig). Immunoglobulin (Ig) yang terdapat dalam kolostrum berperan dalam melindungi pedet dari berbagai macam penyakit pada masa awal kehidupannya. Ada 3 macam immunoglobulin yang sering terdapat dalam kolostrum yaitu Immunoglobulin G, M dan A (IgG,IgM dan IgA). IgG sendiri terdiri

Sapi Gila

Penyakit sapi gila pertama kali ditemukan di Inggris pada tahun 1985. Pada saat ini penyakit tersebut menyerang seekor sapi dengan gejala klinis kupingnya bergetar, hipersalivasi (air liur keluar secara terus menerus), jalan terkulai dan akhirnya mati. Sinonim mad cow, Bovine Spongiform Encephalopathy(BSE) Etiologi Penyakit sapi gila (Bovine Spongiform encephalopathy/BSE) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh Prion (Proteinaceuous infectious particles) yaitu suatu protein tanpa asam nukleat yang infektif. Prion ini tahan terhadap panas, formalin 1% juga b-propiolaction dengan konsentrasi 1 %. Penyakit sapi gila ini bersifat zoonosis sehingga dapat menyerang manusia yang dikenal dengan Subacute Spongiform Encephalopathy (SSE) Hewan mudah terinfeksi Ruminansia sapi, kerbau, babi, kambing dan domba. Pada sapi kejadian ini sering timbul ketika hewan tersebut berumur tiga sampai lima tahun Cara penularan Penyakit sapi gila dapat ditularkan sebagian besar karena pemberia

ISOLASI PROTEIN,WESTERN BLOTTING DAN SDS-PAGE

LAPORAN PRAKTIKUM  TEKNIK ANALISIS BIOLOGI MOLEKULER ISOLASI PROTEIN,WESTERN BLOTTING DAN SDS-PAGE OLEH : HABYB PALYOGA 105130101111089 PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN  UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 BAB I  PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Protein merupakan suatu zat yang terdapat di dalam makanan yang sangat penting bagi tubuh,karena berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Juga sebagai sumber asam amino yang mengandung unsur C,H,O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak maupun karbohidrat.  Selain itu protein juga memiliki fungsi sebagai bahan structural seperti halnya polimer lainnya. Protein memiliki rantai panjang dan dapat mengalami cross linking. Sehingga protein juga berperan dalam biokatalis suatu reaksi-reaksi kimia dalam makluk hidup. Makromolekul itulah yang mengendalikan metabolism yang kompleks dan menjaga kelangsungan hidup suatu orgenisme. (Santoso,2008) Berhubungan dengan hal yang diatas,jika terjadi suatu

ISOLASI DNA, AMPLIFIKASI DNA DENGAN PCR, UJI POLIMERISME DENGAN TEKNIK RFLP DAN ELEKTROFORESIS GEL POLIAKRILAMID

LAPORAN PRAKTIKUM  TEKNIK ANALISIS BIOLOGI MOLEKULER ISOLASI DNA, AMPLIFIKASI DNA DENGAN PCR, UJI POLIMERISME DENGAN TEKNIK RFLP DAN ELEKTROFORESIS GEL POLIAKRILAMID OLEH : HABYB PALYOGA 105130101111089 PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN  UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu biologi molekuler di dunia begitu pesat,hal ini dipengaruhi oleh perubahan pola fikir dan keadaan wilayah sehingga banyaknya ilmu-ilmu yang mempelajari bagaimana memaksimalkan DNA dan mempelajari perubahan DNA (genetik) karena perubahan lingkungan maupun karena hal lainnya. Sehingga berbagai pihak harus bisa mengerti dan paham akan fenomena ini,salah satunya profesi dokter hewan di Indonesia.  DNA merupakan pembawa informasi genetik yang akan diturunkan kepada generasi penerusnya (Anonim,2010) ,sehingga dengan memodifikasi informasi ini akan menghasilkan generasi baru yang bisa bersaing dan mendapatkan keuntu