Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2015

Makanan yang Berbahaya untuk Anjing

Beberapa makanan yang dapat dan bisa dikonsumsi oleh manusia dan bahkan spesies lainnya dapat menjadi racun atau benda yang tidak baik bagi tubuh anjing karena anjing memiliki keunikan tersendiri dalam mencerna makanannnya (metabolism). Beberapa dari bahan dapat menyebabkan gangguan pencernaan ringan sampai menyebabkan sakit bahkan kematian. Berikut adalah bahan makanan yang harus dihindari pemberiannya terhadap anjing. Kami belum bisa menampilkan semuanya, namun berikut garis besarnya… Bahan Makanan yang dihindari Alasan Bahan yang mengandung alkohol Dapat menyebabkan keracunan (intoxication), kejang, menurunkan kadar gula dalam darah, aritmia, koma dan kematian Alpukat Daun, biji, buah dan  kulit mengandung persin, akan menyebabkan muntah dan diare. Tulang dari ikan, unggas dan bahan asal daging lainnya. Akan menyebabkan obstruksi ataupun perlukaan di system digesti Cat Food Kare

Jerawat Kucing : Gejala, Diagnosa dan Terapi dari Chin “Blackhead” pada Kucing

Feline Acne Pengertian Jerawat Kucing (Feline Acne) adalah kelainan kondisi pada dagu kucing yang disebabkan oleh komedo ( blackhead ). Penyebab dari Jerawat Kucing Penyebab sebenarnya masih belum diketahui, namun beberapa factor dapat memicu terjadinya kelainan ini, termasuk stress, menurunnya system imun, praktik gromming yang tidak benar, dan kejadian atau efek dari penyakit lain, dermatitis dan kondisi minyak yang berlebihan yang disebabkan oleh folikel rambut yang tidak berfungsi dengan baik. Gejala jerawat kucing    Banyak komedo pada bagian dagu dan mulut kucing Dagu kucing terlihat kotor Komedo menyebabkan terjadinya abses Pada beberapa kasus, rambut rontok, dan adanya bengkak pada dagu. Menyebabkan rasa gatal sehingga kucing sering menggaruk dagu dan menyebabkan trauma pada dagu.   Dapat menyebabkan terjadinya infeksi sekunder.   Pada kucing Persia, kondisi ini dapat menyebabkan efek lipatan pada muka dan kulit.   Jerawat kucing dapat muncul pada se

Sinyalemen

Sinyalemen (Inggris : Signalement) atau jati diri atau identitas diri atau ciri-ciri dari seekor hewan merupakan ciri pembeda yang membedakannya dari hewan lain sebangsa dan sewarna meski ada kemiripan satu sama lainnya (twin). Sinyalemen sangat penting untuk dikenali dan dicatat pada awal pemeriksaan fisik. Sinyalemen selalu dimuat di dalam pembuatan surat laksana jalan atau surat jalan bagi hewan yang akan dibawa dari satu tepat ke tempat lain )pindah provinsi atau antar pulau atau ke luar negeri) dan menerangkan sebenar-benarnya bahwa hewan dengan ciri-ciri yang tertuang dalam dokumen tersebut berasal dari tempat yang tertuang pada surat jalan hewan. Fungsi lain dari sinyalemen hewan adalah pencantuman status kesehatan hewan di surat keterangan sehat atau surat status vaksinasi yang telah dijalaninya sesuai dengan ciri-ciri hewan dimaksud dalam surat tersebut. Fungsi ketiga adalah identitas diri di dalam rekam medih kerumahsakitan bahwa hewan dengan ciri-ciri yang jelas pernah

Pengendalian dan Immobilisasi Hewan

Sering terjadi seekor hewan memberontak atau melawan pada saat dilakukan atau akan dilakukan pemeriksaan, meskipun pemiliknya atau pengantar hewannya telah turut ambil bagian dalam mengendalikan hewannya. Pada keadaan demikian dokter hewan atau pemeriksa fisik hewan dihadapkan pada piilhan yang sangat terbatas dan harus memberitahukan kepada pemilik hewannya bahwa demi keamanan dan kenyamanan bersama baik pemeriksa maupun pemiliknya/pengantarnya, pada waktu pemeriksaan sangat diperlu diadakan pengendalian terhadap hewan tersebut agar pemeriksaan dapat segera dilakukan dengan seksama. Seorang praktikus yang berpengalaman tidak akan dengan mudah percaya akan ungkapan pemilik hewan bahwa hewannya tidak akan menggigit atau mencakar atau menyerang. Secara hati-hati dan aktif dokter hewan atau pemeriksa hewan mendekati hewannya perlahan-lahan, dipanggil-panggil namanya, dan bila sikapnya tetap baik maka hewan akan mengulurkan tangannya perlahan-lahan, lalu dicobanya mengelus-ngelus bada

Diagnosa Klinik : Tata Cara Pemeriksaan

Tata cara atau tata urut dapat juga disebut sebagai tahapan yang dipakai untuk menemukan atau mengenali gejala-gejala penyakit adalah bervariasi. Pemeriksaan hewan dapat dilakukan dengan menggunakan catur indra pemeriksa, yakni dengan penglihatan, perabaan, pendengaran, serta penciuman (pembauan). Untuk lebih jelasnya tata cara tersebut diuraikan dibawah ini :  Inspeksi Inspeksi atau peninjauan atau pemantauan dapat dilakukan dengan cara melihat hewan atau pasien secara keseluruhan dari jarak pandang secukupnya sebelum hewan didekati untuk suatu pemeriksaan lanjut. Yang diinspeksi adalah permukaan luar dari badan hewan dari daerah kepala, leher, badan samping kiri dan kanan, belakang dan kaki kaki (ekstremitas), aspek kulit, aspek rambut, orifisium eksternum mulut, anus, vulva/vagina atau preputium. Ketegasan (konformitas) dan kompaksitas dari pertulangan juga dapat ditemukan dengan cara inspeksi ini. Kesan yang dapat diperoleh pada waktu inspeksi dicatat, misalkan punggung kipo

Haemoncus contortus

Morfologi Oosit dari Haemoncus contortus berwarna kekuningan. Ukuran telur lebih kurang 70-85 mikrometer (panjang) dan 44 mikrometer (lebar), dan pada saat awal pembelahan terdiri dari 16 dan 32 sel. Betina dewasa berukuran 18-30 mm (panjang) danberwarna spiral merah. Spiral merah ini terjadi karena haemoncus contortus meminum darah dan warna putih merupakan ovarium. Cacing jantan dewasa lebih kecil dibanding cacing betina, yaitu 10-20 mm (panjang).  Habitat : kambing dan domba dan ruminansia lainnya.  Siklus hidup  Cacing betina dewasa akan melepas 5000 sampai 10.000 telur, dimana akan dilewatkan bersama feses. Telur akan berkembang ketika kondisi lembab di dalam feses dan akan terus berkembang menjadi rhabditifform, dan juvenile stage dengan memakan bakteri di dalam feses tersebut. Rhabditiform biasanya terbentuk selama 4 atau 6 haripada suhu yang optimal yaitu 24 – 29 derajat selsius. Rhabditiform membuang kutikulanya dan berubah menjadi larva filiariform yang inaktif.

Toxocara vitulorum

Morfologi Toxocara vitulorum dewasa adalah cacing nematode yang terbesar menginfeksi sapi. Ukuran tubuhnya dapat mencapai 40 cm (panjang) dan lebar 7 mm. Ukuran tubuh jantan lebih besar dibandingkan betina. Tubuh cacing ini diselubungi oleh cuticle yang flexible. Cacing ini memiliki saluran digestive dengan dua bukaan, yaitu mulut dan anus. Mereka juga mempunyai system nervous namun tidak memiliki organ ekskresi dan tidak memiliki system sirkulasi. Ovarium betina berukuran besar dan memiliki bukaan pada bagian akhirnya yang disebut vulva. Cacing jantan memiliki copulary bursa dengan dua spikula pendek yang digunakan untuk kopulasi dengan cacing betina. Telurnya berukuran 70x80 mikrometer, memiliki membrane tebal dan hanya 1 sel di dalam satu telur. Habitat : Sapi dewasa dan anak sapi Siklus hidup Toxocara vitulorum memiliki siklus hidup langsung (direct life cicle), artinya tidak memiliki host perantara. Cacing betina dewasa bertelur di usus dari host dan akan terbawa kel