Skip to main content

Mengapa Vaksinasi Itu Penting?

Dokter-hewan.net – Siapa yang tak pernah dengar kata “vaksin”? Sebuah kata yang kerap didengar apabila anjing dan kucing merupakan hewan kesayangan Anda. Tidak sedikit orang bertanya, “Perlu ga sih vaksinasi pada anjing atau kucing?” Jawabannya, pasti perlu. Ada pepatah mengatakan “Lebih baik mencegah daripada mengobati”. Upaya pencegahan pastinya dilakukan untuk menghindari masuknya agen penyakit ke dalam tubuh hewan kesayangan Anda. Nah, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah vaksinasi. 

Tak disangka, vaksin yang merupakan bahan antigenic untuk menghasilkan kekebalan aktif terhadap suatu penyakit, hampir dianak tirikan oleh segelintir pecinta hewan. Nggak tanggung – tanggung, beberapa klien belum banyak yang paham untuk membawa seluruh hewannya agar divaksin sebelum menginjak dunia luar.

Anjing dan kucing secara alami menerima antibodi maternal dari kolostrum air susu induknya, apabila induk juga mempunyai sistem imun yang baik. Setelah ± 2 bulan, antibodi anak akan menurun sehingga rentan untuk terserang penyakit. 

Pada umur muda, parvo dan distemper adalah jenis penyakit awal mampu menyerang kekebalan tubuh si anjing. Dan untuk pemberian vaksin pertama pada anjing dimulai dari umur 6 – 8 minggu dan dilanjukan hingga beberapa jenis vaksin lainnya.

  • Jadwal vaksinasi pada anjing
Umur
Vaksin
6 – 8 minggu
Parvo
8 – 10 minggu
Parvo, Distemper, Hepatitis, Parainfluenza
12 – 14 minggu
Parvo, Distemper, Hepatitis, Parainfluenza, Leptospira, Corona
20 minggu
Parvo, Distemper, Hepatitis, Parainfluenza, Leptospira, Rabies, Corona
Ulangan 1 tahun sekali/ anjing yang tidak pernah di vaksin sama sekali (umur > 5 bulan)
Parvo, Distemper, Hepatitis, Parainfluenza, Leptospira, Rabies, Corona

Pada kucing muda, panleukopenia dan cat flu juga menjadi momok bagi beberapa breeder dan pecinta hewan.

  • Jadwal vaksinasi pada kucing
Umur
Vaksin
8 – 10 minggu
Vaksinasi Tricat (Panleukopenia, Feline Rhinotracheitis (Herpes), Calici) atau Tetracat (Tricat + Chlamydia)
12 – 14 minggu
Vaksinasi Tricat (Panleukopenia, Feline Rhinotracheitis (Herpes), Calici) atau Tetracat (Tricat + Chlamydia)
20 minggu
Rabies
Ulangan 1 tahun sekali/ kucing yang tidak pernah di vaksin sama sekali (umur > 5 bulan)
Panleukopenia, Feline Rhinotracheitis (Herpes), Calici, Chlamydia, Rabies


Vaksinasi harus dilakukan pada hewan dalam kondisi sehat, karena vaksinasi merupakan suatu tindakan memasukkan bibit penyakit yang dilemahkan dengan tujuan untuk merangsang sistem imun tubuh.

Mengusung kesehatan hewan cukuplah penting bagi kesehatan manusia juga, sebaiknya upaya vaksinasi bukanlah dijadikan sebagai pertimbangan karena dapat bersifat fatal apabila terlambat. Tidak jarang penyesalan terhadap pet hadir ketika belum memberikan vaksin.

Ditambah lagi, penyakit yang berada di udara bebas ini mampu membuat pet Anda jatuh sakit apabila tidak memiliki kekebalan tubuh yang cukup. Well, untuk keputusan selanjutnya masih ragukah Anda untuk memberikan vaksin kepada puppies/kitten kesayangan Anda?

Comments

Popular posts from this blog

Kenali anak kucing yang tertinggal dalam kandungan induk

Dokter-hewan.net  - Pada keadaan normal, kucing bunting selama 64-67 hari. Dan kelahiran merupakan puncak dari proses kebuntingan. Kucing merupakan makhluk yang mandiri dimana tidak memerlukan bantuan ketika melahirkan. Namun, pada keadaan tertentu mungkin saja dijumpai kucing yang mengalami kesulitan melahirkan dan berpotensi mengancam jiwa induk dan calon anak yang akan dilahirkan. Penyebabnya dapat berasal dari induk maupun anaknya sendiri. Terkadang pemilik akan membiarkan kucingnya melahirkan dan seringkali dibiarkan hingga esok dan keesokkan harinya. Hal Ini tidak menjadi masalah ketika benar semua anak yang ada dalam kandungan induk telah keluar semua. Tapi pastikan induk memiliki akses ke makanan dan air minum tanpa risiko anak-anak kucing menjadi terjebak atau tenggelam.  Lalu, apa yang terjadi jika ada yang masih tertinggal? Hal ini sering dicurigai pemilik ketika melihat kucingnya yang baru melahirkan, dengan jeda waktu yang cukup, dan perutnya masih terlihat

Waspada Luka Berbelatung pada Hewan Kesayangan

Dokter-hewan.net  - Luka yang terinfeksi belatung atau sering kita sebut dengan myasis merupakan kejadian yang cukup tinggi terjadi pada hewan kesayangan, terutama anjing. Kejadian myasis yang tidak ditangani dengan cepat dan tepat bisa berakibat fatal karena dapat menyebabkan kematian pada hewan akibat shock, intoksikasi ataupun infeksi sekunder. Myasis adalah kerusakan pada otot yang disebabkan oleh belatung. Belatung yang bentuknya seperti ulat ini berasal dari telur-telur lalat yang menetas, kemudian menggerogoti jaringan otot yang ada. Hal ini dapat berawal dari luka yang kecil yang tidak diketahui owner terutama pada hewan berambut panjang. Dengan perlahan, belatung akang menggerogoti jaringan otot di bawah kulit membentuk terowongan. Kondisi luka pada permukaan kulit ini akan mengundang lalat untuk bertelur sehingga belatung akan semakin banyak menempati luka hingga membusuk. Sampai kondisi seperti ini pun terkadang owner belum mengetahui betul apa yang terjadi pada hewan

Tahapan-tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Landak

Dokter-hewan.net - Anak landak atau lebih dikenal dengan nama hoglet saat lahir tidak punya duri loh! Selayaknya anak tikus, mereka lahir dalam kondisi sedikit bulu berwarna merah dan matanya masih tertutup. Daripada bingung, yuk kita bahas tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak landak satu persatu. Yuk!  Saat dilahirkan , anak landak hanya memiliki sedikit rambut halus namun memiliki bentukan seperti jerawat berwarna pink, diyakini bentukan seperti jerawat ini adalah bakal duri landak. Kemudian mata dan telinganya masih tertutup, belum memiliki gigi serta bekas tali pusar masih terlihat jelas.  24 jam setelah dilahirkan . Anak landak akan memiliki duri pertamanya berwarna putih,tegak namun flexible. Duri lembut ini tumbuh dari bentukan jerawat yang kita bahas sebelumnya. Namun, mata dan telinganya masih tertutup, gigi belum tumbuh, 2 hari setelah dilahirkan . Duri generasi kedua akan muncul. Duri generasi kedua ini berwarna kecoklatan (pada jenis albino akan tetap