Dokter-hewan.net – Makanan laut atau seafood selalu mengundang selera masyarakat banyak, terutama ikan. Selain rasanya yang lezat, kandungan proteinnya pun tergolong cukup tinggi. Tidak hanya itu, ikan juga merupakan sumber asam lemak tak jenuh ganda yang sangat besar peranannya dalam mencegah berbagai macam penyakit, seperti jantung koroner, aterosklerosis dan beberapa penyakit kanker. Akan tetapi, dibalik kelezatannya tersebut tersembunyi berbagai potensi bahaya keracunan. Bagi Anda yang gemar memakan ikan, terutama ikan laut seperti pindang, ikan asin, produk olahan ikan tuna atau produk olahan lainnya, pasti pernah mengalami atau merasakan adanya rasa gatal terhadap ikan dan produk olahannya yang sedang disantap.
Alergi atau adanya rasa gatal terhadap ikan, salah satunya dapat disebabkan oleh keracunan histamin. Histamin merupakan senyawa turunan dari asam amino histidin yang banyak terdapat pada ikan, terutama pada ikan kelompok scombroid yang di dalam dagingnya terdapat kadar histidin yang tinggi.
Bagaimana histamin bisa muncul ?
Histamin akan muncul pada ikan yang kadaluarsa atau kualitasnya sudah tidak baik karena komposisi kimiawi ikan sudah berubah oleh aktivitas enzim – enzim atau mikroorganisme pembusuk. Mikroba dan enzim protease isi perut ikan dapat merembes dari dinding perut ke daging. Kadar histamin dalam daging ikan yang mulai mengalami perubahan atau rusak biasanya mengandung histamin sekitar 10 – 50 mg/ 100 gr dan apabila tingkat pembusukannya sudah parah sekali maka kadar histaminnya dapat mencapai 1.000 mg/ 100 gr. Bagian depan tubuh ikan biasanya memiliki kadar histamin paling tinggi, dan terendah pada bagian ekor. Ikan yang telah dibuang jeroannya juga akan mengurangi kadar histamin pada ikan.
Histamin muncul akibat dari penanganan (handling) yang tidak baik dan suhu penyimpanan. Handling ikan di tempat penangkapan, pengiriman, penyimpanan, dan pengolahan adalah salah satu yang sangat berpengaruh dalam memicu kerusakan ikan. Handling yang higienis dan tepat waktu akan menghindari ikan tercemar histamin. Histamin biasanya akan segera muncul pada kondisi ikan mati dan dibiarkan pada suhu yang cukup tinggi dimana beberapa bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak.
Apa gejala dari keracunan histamin ?
Gejala keracunan histamin mirip dengan gejala alergi yang dialami oleh orang yang sensitif terhadap ikan atau bahan makanan asal laut lainnya. Oleh karena itu, biasanya orang keliru membedakan gejala keracunan histamin dengan alergi. Keracunan ini biasanya akan timbul karena tingginya kadar histamin yang terdapat pada ikan yang Anda konsumsi. Histamin tidak membahayakan jika dikonsumsi dalam jumlah yang rendah, yakni 8 mg/ 100 gr ikan.
Apabila Anda mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin berlebih, yakni dalam jumlah di atas 70 – 1000 mg, maka akan muncul gejala vomit (muntah), rasa terbakar pada tenggorokan, bibir bengkak, sakit kepala, kejang, mual, wajah dan leher kemerah – merahan, gatal – gatal dan badan lemas.
Lalu, bagaimana cara mencegah keracunan histamin ?
Histamin dapat muncul pada ikan yang tidak segar sebagai akibat aktivitas enzim – enzim atau mikroorganisme pembusuk. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan agar tidak tercemar histamin, antara lain:
• Memilih dan mengkonsumsi ikan yang benar – benar segar
• Menangani dan menyimpan ikan pada tempat yang bersih (higienis)
• Menyimpan ikan dalam suhu rendah
Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan bahwa histamin akan berbahaya jika Anda mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin 50 mg/ 100 gr ikan. Meskipun demikian, Anda juga harus tetap waspada, karena efek yang akan ditimbulkan nantinya juga tidak dapat dianggap sepele. [AD]
Alergi atau adanya rasa gatal terhadap ikan, salah satunya dapat disebabkan oleh keracunan histamin. Histamin merupakan senyawa turunan dari asam amino histidin yang banyak terdapat pada ikan, terutama pada ikan kelompok scombroid yang di dalam dagingnya terdapat kadar histidin yang tinggi.
Bagaimana histamin bisa muncul ?
Histamin akan muncul pada ikan yang kadaluarsa atau kualitasnya sudah tidak baik karena komposisi kimiawi ikan sudah berubah oleh aktivitas enzim – enzim atau mikroorganisme pembusuk. Mikroba dan enzim protease isi perut ikan dapat merembes dari dinding perut ke daging. Kadar histamin dalam daging ikan yang mulai mengalami perubahan atau rusak biasanya mengandung histamin sekitar 10 – 50 mg/ 100 gr dan apabila tingkat pembusukannya sudah parah sekali maka kadar histaminnya dapat mencapai 1.000 mg/ 100 gr. Bagian depan tubuh ikan biasanya memiliki kadar histamin paling tinggi, dan terendah pada bagian ekor. Ikan yang telah dibuang jeroannya juga akan mengurangi kadar histamin pada ikan.
Histamin muncul akibat dari penanganan (handling) yang tidak baik dan suhu penyimpanan. Handling ikan di tempat penangkapan, pengiriman, penyimpanan, dan pengolahan adalah salah satu yang sangat berpengaruh dalam memicu kerusakan ikan. Handling yang higienis dan tepat waktu akan menghindari ikan tercemar histamin. Histamin biasanya akan segera muncul pada kondisi ikan mati dan dibiarkan pada suhu yang cukup tinggi dimana beberapa bakteri dapat tumbuh dan berkembang biak.
Apa gejala dari keracunan histamin ?
Gejala keracunan histamin mirip dengan gejala alergi yang dialami oleh orang yang sensitif terhadap ikan atau bahan makanan asal laut lainnya. Oleh karena itu, biasanya orang keliru membedakan gejala keracunan histamin dengan alergi. Keracunan ini biasanya akan timbul karena tingginya kadar histamin yang terdapat pada ikan yang Anda konsumsi. Histamin tidak membahayakan jika dikonsumsi dalam jumlah yang rendah, yakni 8 mg/ 100 gr ikan.
Apabila Anda mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin berlebih, yakni dalam jumlah di atas 70 – 1000 mg, maka akan muncul gejala vomit (muntah), rasa terbakar pada tenggorokan, bibir bengkak, sakit kepala, kejang, mual, wajah dan leher kemerah – merahan, gatal – gatal dan badan lemas.
Lalu, bagaimana cara mencegah keracunan histamin ?
Histamin dapat muncul pada ikan yang tidak segar sebagai akibat aktivitas enzim – enzim atau mikroorganisme pembusuk. Oleh karena itu, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan agar tidak tercemar histamin, antara lain:
• Memilih dan mengkonsumsi ikan yang benar – benar segar
• Menangani dan menyimpan ikan pada tempat yang bersih (higienis)
• Menyimpan ikan dalam suhu rendah
Food and Drug Administration (FDA) merekomendasikan bahwa histamin akan berbahaya jika Anda mengkonsumsi ikan dengan kandungan histamin 50 mg/ 100 gr ikan. Meskipun demikian, Anda juga harus tetap waspada, karena efek yang akan ditimbulkan nantinya juga tidak dapat dianggap sepele. [AD]
terimakasih atas pengetahuan yang diberikan. saya jadi tahu sekarang kenapa rongga mulut saya gatal, dan bibir saya rada bengkak.sebelumnya saya mengkonsumsi ikan yang sudah kurang bagus kualitasnya.. mmm,,,
ReplyDeleteMenjawab penasaran saya kenapa rongga mulut saya gatal setelah makan ikan. Terima kasih atas informasinya.
ReplyDeleteTerima kasih
ReplyDelete