Dokter-hewan.net – Kembali lagi warga dihebohkan dengan terdamparnya paus pilot di perairan Desa Pesisir Kecamatan Gending, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, Rabu 15 Juni 2016 lalu. Kejadian ini diduga disebabkan oleh adanya perubahan suhu laut.
Dari 29 paus pilot yang terdampar, dilaporkan 11 ekor telah mati. “Semula 7 ekor yang telah mati, tetapi ada tambahan 4 ekor paus pilot yang mati karena terjebak di hutan bakau. Jadi ada 11 ekor yang mati,” kata Rizki Ajir dari tim gabungan untuk rescue Jakarta Animal Aid Network (JAAN) pada Kamis (16/06) siang. Namun, informasi resmi dari BBKSDA Jawa Timur menyebutkan ada 9 ekor paus pilot yang mati dan saat ini sedang diupayakan untuk mengubur paus pilot yang mati setelah diotopsi.
“Kedatangan koloni paus ini diperkirakan karena terjadinya perubahan suhu laut yang mengakibatkan mamalia laut ini bergerak mencari perairan yang lebih dingin. Namun, karena suatu kondisi, akhirnya mereka terdampar. Diperkirakan paus pilot yang telah mati disebabkan karena cuaca ekstrim dengan suhu yang panas dan paus yang tidak fit terbawa ke pinggir untuk mencari suhu yang nyaman dan akhinya tidak dapat kembali ke perairan yang lebih dalam. Kami berupaya untuk menghubungi Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Cabang Denpasar di Surabaya, guna untuk penanganan selanjutnya”, ucap Wahid Noor Azis, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
Sementara itu, warga membawa paus yang mati ke daratan dan akan dikuburkan. Penguburan paus, menurut warga setempat disebut Matali, yang merupakan tradisi warga sekitar pesisir. “Mau diapakan lagi, sudah mati. Seandainya masih hidup, pasti kami upayakan untuk kembali ke tengah agar bisa hidup. Tapi ini sudah mati, jadi lebih baik dikubur saja.” Kata Sanemo, Kepala Desa Pesisir.
Paus yang terdampar ini bukan jenis paus buas sehingga tidak membahayakan manusia. Jadi, nelayan dan warga sekitar yang melakukan evakuasi tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Habitat paus pilot adalah perairan yang hangat seperti di Hawaii dan Indonesia. Paus pilot sering ditemukan di perairan beriklim hangat dan tropis. Umumnya, paus ini ditemukan jauh dari pantai.
Paus pilot memiliki kepala yang mempunyai benjolan dengan moncong yang pendek. Ukuran kepalanya bervariasi antar individu, sesuai dengan jenis kelamin dan usia paus. Paus jantan biasanya memiliki benjolan kepala yang lebih besar. Sirip punggung (dorsal) yang terletak 1/3 bagian dari kepala, relatif pendek dan melengkung menyerupai bulan sabit. Sementara itu, paus tersebut memiliki sirip kayuh (flipper) sudut yang sangat lebar. Pejantan dewasa cenderung berukuran lebih besar dari betina, dengan dahi yang lebih menyerupai kubus, dan sirip yang lebih melengkung dengan ujung depan yang tebal. Warna kulit paus pilot adalah hitam hingga coklat keabu – abuan.
Makanan utama paus pilot adalah cumi – cumi, gurita, dan beberapa jenis ikan lainnya. Paus pilot juga hidup secara nomadik, tanpa pola migrasi yang diketahui secara pasti. Namun, pergerakan paus tersebut dapat dipengaruhi oleh keberadaan makanan. Biasanya paus pilot ditemukan jauh lepas di pantai, akan tetapi mereka akan cenderung bergerak mendekati pantai ketika musim pemijahan cumi – cumi tiba. Hubungan pemijahan cumi – cumi dengan pergerakan paus pilot mendekati pantai juga telah beberapa kali dipublikasikan.
Namun, dalam hal ini, kejadian yang terjadi di daerah pesisir pantai Probolinggo tersebut terjadi karena perubahan cuaca yang cukup ekstrim sehingga memicu migrasi kelompok paus dari perairan dalam ke permukaan laut. Hingga saat ini proses evakuasi masih dilakukan karena membutuhkan waktu hingga 20 jam menunggu air laut surut. Telah banyak tim gabungan yang membantu dalam upaya penyelamatan paus pilot ini. Semoga saja populasi paus pilot yang hidup tidak akan kembali terdampar di pesisir pantai beberapa wilayah lain di Indonesia maupun dunia. [AD]
Dari 29 paus pilot yang terdampar, dilaporkan 11 ekor telah mati. “Semula 7 ekor yang telah mati, tetapi ada tambahan 4 ekor paus pilot yang mati karena terjebak di hutan bakau. Jadi ada 11 ekor yang mati,” kata Rizki Ajir dari tim gabungan untuk rescue Jakarta Animal Aid Network (JAAN) pada Kamis (16/06) siang. Namun, informasi resmi dari BBKSDA Jawa Timur menyebutkan ada 9 ekor paus pilot yang mati dan saat ini sedang diupayakan untuk mengubur paus pilot yang mati setelah diotopsi.
“Kedatangan koloni paus ini diperkirakan karena terjadinya perubahan suhu laut yang mengakibatkan mamalia laut ini bergerak mencari perairan yang lebih dingin. Namun, karena suatu kondisi, akhirnya mereka terdampar. Diperkirakan paus pilot yang telah mati disebabkan karena cuaca ekstrim dengan suhu yang panas dan paus yang tidak fit terbawa ke pinggir untuk mencari suhu yang nyaman dan akhinya tidak dapat kembali ke perairan yang lebih dalam. Kami berupaya untuk menghubungi Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Cabang Denpasar di Surabaya, guna untuk penanganan selanjutnya”, ucap Wahid Noor Azis, Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Dinas Kelautan dan Perikanan setempat.
Sementara itu, warga membawa paus yang mati ke daratan dan akan dikuburkan. Penguburan paus, menurut warga setempat disebut Matali, yang merupakan tradisi warga sekitar pesisir. “Mau diapakan lagi, sudah mati. Seandainya masih hidup, pasti kami upayakan untuk kembali ke tengah agar bisa hidup. Tapi ini sudah mati, jadi lebih baik dikubur saja.” Kata Sanemo, Kepala Desa Pesisir.
Paus yang terdampar ini bukan jenis paus buas sehingga tidak membahayakan manusia. Jadi, nelayan dan warga sekitar yang melakukan evakuasi tidak perlu mengkhawatirkan hal ini. Habitat paus pilot adalah perairan yang hangat seperti di Hawaii dan Indonesia. Paus pilot sering ditemukan di perairan beriklim hangat dan tropis. Umumnya, paus ini ditemukan jauh dari pantai.
Paus pilot memiliki kepala yang mempunyai benjolan dengan moncong yang pendek. Ukuran kepalanya bervariasi antar individu, sesuai dengan jenis kelamin dan usia paus. Paus jantan biasanya memiliki benjolan kepala yang lebih besar. Sirip punggung (dorsal) yang terletak 1/3 bagian dari kepala, relatif pendek dan melengkung menyerupai bulan sabit. Sementara itu, paus tersebut memiliki sirip kayuh (flipper) sudut yang sangat lebar. Pejantan dewasa cenderung berukuran lebih besar dari betina, dengan dahi yang lebih menyerupai kubus, dan sirip yang lebih melengkung dengan ujung depan yang tebal. Warna kulit paus pilot adalah hitam hingga coklat keabu – abuan.
Makanan utama paus pilot adalah cumi – cumi, gurita, dan beberapa jenis ikan lainnya. Paus pilot juga hidup secara nomadik, tanpa pola migrasi yang diketahui secara pasti. Namun, pergerakan paus tersebut dapat dipengaruhi oleh keberadaan makanan. Biasanya paus pilot ditemukan jauh lepas di pantai, akan tetapi mereka akan cenderung bergerak mendekati pantai ketika musim pemijahan cumi – cumi tiba. Hubungan pemijahan cumi – cumi dengan pergerakan paus pilot mendekati pantai juga telah beberapa kali dipublikasikan.
Namun, dalam hal ini, kejadian yang terjadi di daerah pesisir pantai Probolinggo tersebut terjadi karena perubahan cuaca yang cukup ekstrim sehingga memicu migrasi kelompok paus dari perairan dalam ke permukaan laut. Hingga saat ini proses evakuasi masih dilakukan karena membutuhkan waktu hingga 20 jam menunggu air laut surut. Telah banyak tim gabungan yang membantu dalam upaya penyelamatan paus pilot ini. Semoga saja populasi paus pilot yang hidup tidak akan kembali terdampar di pesisir pantai beberapa wilayah lain di Indonesia maupun dunia. [AD]
Comments
Post a Comment